PACEMAKER
disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Asuhan
Keperawatan Sistem Kardiovaskular
Disusun
Oleh:
Jessica Stela : 30120113012
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2014
PACEMAKER
Pacemaker adalah alat listrik yang mampu
menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung. Alat ini memulai dan
mempertahankan frekuensi jantung ketika pacemaker alamiah jantung tak mampu
lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya digunakan bila pasien mengaami
gangguan hantaran atau loncatan gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan
curah jantung. Pacemaker bias bersifat permanen atau temporer. Pacemaker
permanen biasanya digunakan pada penyekat jantung komplet ireversibel, sedang
pacemaker temporer digunakan sebagai terapi tambahan untuk menyokong pasien
yang mengalami penyekat jantung akibat infark miokard atau setelah pembedahan
jantung terbuka. Pada beberapa kasus, pacemaker dapat juga digunakan untuk
mengontrol takikardi disritmia yang tidak berespons terhadap terapi pengobatan.
RANCANGAN PACEMAKER.
Pacemaker
tersusun atas dua komponen:
1.
Pembangkit pulsa listrik, yang
mengandung sirkuit dan baterai yang membangkitkan stimulus listrik.
2.
Elektroda pacemaker juga disebut lead
atau kabel, yang menghantarkan impuls pacemaker ke jantung. Stimulus dari
pacemaker berjalan melalui elektroda kateter elastic yang dimasukan langsung
melalui tusukan ke dinding dada. Pembangkit pulsa biasanya ditanam di kantung
bawah kulit di daerah pectoral atau aksiler; kadang-kadang juga dipilih daerah
abdomen.
Pembangkit pacemaker diisolasi untuk melindungi dari
kelembapan dan panas tubuh. Pembangkit pulsa (atau pacemaker) mempunyai suplai
tenaganya sendiri, yang disediakan oleh sel baterai. Sumber tenaga utama yang
sering digunakan akhir-akhir ini adalah baterai merkuri-seng (bertahan selama 3
sampai 4 tahun), unit sel litium (bertahan samoai 10 tahun) dan pacemaker
bertenaga nuklir (sumber 238plutonium) yang bertahan 20 tahun sampai
seumur hidup. Ada juga pacemaker yang dapat diisi diluar. Karena pacemaker
bergantung pada baterai, maka kehabisan baterai tak dapat dihindari (kecuali
yang bertenaga muklir danyang dapat diisi ulang). Dengan demikian, pembangkit
yang mengandung baterai harus diganti secara berkala.
JENIS-JENIS PACEMAKER
Pacemaker yang sering digunakan adalah pacemaker
demand (sinkronus, nonkompetitif) yang diatur pada frekuensi tertentu dan
menstimulasi jantung saat tidak terjadi repolarisasi jantung normal. Jenis ini hanya berfungsi bila frekuensi
alami jantung berjalan di bawah ambang tertentu. Pacemaker fixed rate
(asinkronus, ompetitif) menstimulasi ventrikel pada frekuensi konstan yang
sudah diatur sebelumnya, dan tidak tergantung irama pasien. Jenis ini jarang
dipakai, biasanya pada paien dengan penyekat jantung komplet atau stabil.
a.
Sistem Pacemaker Sementara .
Cetusan sementara biasanya merupakan prosedur gawat
darurat dan memungkinkan kita mengobservasi efek cetusan terhadap fungsi
jantung sehingga kecepatan cetusan optimum pasien dapat dipilih sebelum
pacemaker permanen dipasang. Jenis ini digunakan pada asien yang mengalami
infark miokard dengan komplikasi penyekat jantung, pada pasien dengan henti
jantung dengan bradikardia dan asistole, atau pada pasien pasca operasi
pembedahan jantung tertentu. Cetusan sementara dapat digunakan selama
berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu dan diteruskan sampai kondisi
pasien baik atau sampai pacemaker permanen dipasang.
Cetusan sementara dapat dilakukan dengan pendekatan
endokardial (transvena) atau dengan pendekatan transtorakal ke miokardium.
Elektroda transvena dipasang dibawah pengawasan fluoroskopi melalui berbagai
vena perifer (antekubital, brachial, jugular, subklavia, femoral), dan ujung kateter
diletakkan di apeks ventrikel kanan. Komplikasi yang paling sering terjadi
selama pemasangan pacemaker adalah disritmia ventrikel. Jarang terjadi
perforasi jantung. Defibrilator harus selalu tersedia
b.
Sisem pacemaker permanen.
Untuk cetusan permanen, lead endokardial dimasukkan
secara transvena kedalam ventrikel kanan, dan pembangkit pulsa dipasang didalam
tubuh di bawah kulit di daerah pectoral kiri atau kanan atau di bawah
klavikula. Hal ini disebut implant endokardial atau transvena. Prosedur ini
biasanya dilakukan dengan anastesia local. Metoda lain cetusan permanen adalah
memasang pembangkit pulsa ke dinding abdomen. Elektroda dimasukkan secara
transtorakal ke miokardium, dan dijahit. Untuk metoda ini, yang dinamakan
epikardial atau implant miokardial, diperlukan torakotomi untuk mencapai
jantung.
Pacemaker
Atrioventrikel (cetusan Fisiologis). Teknologi pacameker,
malelui perkembangan pacemaker AV, telah membantu perkembangan terapi pacemaker
yang aman dan efektif untuk berbagai masalah jantung yang kompleks. Pacemaker
AV dianggap yang paling disukai karena dapat diprogram agar menyerupai fungsi
intrinsic jantung pasien itu sendiri, sehingga dinamakan pacemaker fisiologis.
Karena kerja pacemaker yang memuaskan, maka telah
dibentuk suatu kode umum sebagai wahana komunikasi yang aman mengenai
fungsinya. Pengkodean tersebut didasarkan pada kode ICHD karena sangsinya
dijalankan oleh Inter Society Comission For Heart Disease. Kode yang komplet
terdiri atas lima pernyataan, tapi hanya tiga yang digunakan dalam praktek
sehari-hari.
Pernyataan pertama, selalu menyebutkan ruang yang
akan dicetuskan, yaitu ruang yang diisi electrode cetusan. Karakter huruf yang
mungkin pada kode ini adalah A (atrium), V (ventrikel), dan D (dual, artinya A
dan V).
Pernyataan kedua, menjelaskan ruang yang diindera
oleh pembangkit pacemaker, informasi yang diindera dihubungkan ke pembangkit
untuk diinterpretasi dan ditindaklanjuti. Karakter huruf yang mungkin di isi
adalah A (atrium) V (ventrikel) dan D (dual).
Peryataan ketiga selalu menjelaskan tipe respons
yang ditunjukan oleh pacemaker. Adalima huruf untuk menerangkan respons
tersebut, tetapi dari kelima itu hanya dua yang biasa digunnakan: I
(inhibitory) dan T (Triggered). Respons penghambat (ihibitory) berarti respons
pacemaker dikontrol oleh aktivitas jantung pasien itu sendiri; artinya
pacemaker tidak kan berfungsi bila jantung pasien berdenyut. Sebaliknya respons
triggered berarti pacemaker akan mencetuskan respons yang berdasarkan pada
aktivitas jantung intrinsic.
Pacemaker Respons aktivitas. Adalah pacemaker yang
akan mengubah frekuensi jantung sesuai respons terhadap perubahan aktivitas
yang diselidiki. Rancang awalnya tergantung pada parameter seperti aktivitas
fisik, perubahan asam-basa, dan saurasi oksigen, dan bukan tergantung pada
fungsi nodus sinus. Pacemaker ini mampu memperbaiki curah jantung pasien selama
latihan.
KOMPLIKASI.
Komlikasi
pacemaker berhubungan dengan
1.
Keberadaan dalam tubuh, dan
2.
Fungsinya yang tidak sesuai.
Komplikasi
berikut dapat timbul akibat adanya pacemaker:
1.
Infeksi local (sepsis atau pembentukan
hematoma) dapat terjadi di tempat pemotongan vena atau pada penempatan
pacemaker di bawah kulit.
2.
Disritmia – aktivitas ektopik ventrikel
dapat terjadi akibat iritasi dinding ventrikel oleh elektroda.
3.
Dapat terjadi perforasi miokardium atau
ventrikel kanan oleh kateter.
4.
Cetusan hilang secara mendadak akibat
tngginya ambang ventrikel.
5.
Bengkak, memar, atau perdarahan pada
lokasi generator, terutama apabila sedang mengkonsumsi pengencer darah
6.
Kerusakan pada pembuluh darah atau saraf
yang berada di dekat alat pacu jantung
7.
Kolaps paru
8.
Tusukan pada otot jantung, yang dapat
menjadi sumber perdarahan dalam selaput jantung
dan mungkin dapat membutuhkan penanganan segera.
Malfungsi pacemaker dapat terjadi akibat kegagalan
satu atau beberapa komponen system cetusan. Kebanyakan kegagalan pembangkit
pulsa adalah akibat habisnya baterai sumber tenaga (mis, kegagalan baterai).
Pasien harus diberitahu bahwa baterai disegel dala pembangkit pulsa. Bila
saatnya tiba untuk mengganti baterai, irisan baru akan dibuat pada irisan lama.
Pembangkit lama pulsa diangkat, dan unit baru dipasang serta disambungkan ke
lead yang sama kemudian dipasang di kantong yang sudah tersedia. Biasanya
dilakukan di bawah anastesia local. Komplikasi lain meliputi fraktur (pecah)
atau dislokasi elektroda atau kegagalan elektronika.
Malfungsi pacemaker dapat juga terjadi bila ada
pajanan terhadap medan peralatan teknologi seperti oven microwave, peralatan
MRI dan detector logam pada pos pemeriksaan keamanan seperti di bandara atau di
gedung pemerintah. Pasien harus diingatkan untuk menghindari situasi yang
melibatkan pajanan medan elektromagnetis. Pasien dianjurkan untuk memakai
oengenal yang akan mengingatkan personel tenaga kesehatan gawat darurat
mengenai adanya pacemaker.
Perubahan frekuensi dan irama jantung secara
mendadak menunjukan adanya komplikasi. Keparahan gejala yang timbul terhantung
pada tingkat ketergantungan pasien pada pacemaker. Diagnosis komplikasi ini
ditegakkan melalui analisa EKG. Manipulasi elektroda atau mengganti pembangkit
pacemaker mungkin diperlukan.
Kenapa perlu dipasang alat pacu
jantung?
Pemasangan alat pacu jantung adalah untuk membantu
mengontrol irama (denyut) jantung pasien. Alat ini dapat dipasang untuk
sementara untuk memperbaiki denyut jantung lambat akibat serangan jantung,
operasi, atau keracunan obat. Alat pacu jantung juga dapat dipasang secara
permanen untuk mengoreksi denyut jantung yang lambat (bradikardia), atau dalam
beberapa kasus, untuk membantu mengobati gagal jantung. Untuk memahami
bagaimana suatu alat pacu jantung bekerja, akan sangat membantu apabila pasien
mengetahui bagaimana jantungnya berdetak.
Bagaimana jantung berdetak?
Jantung adalah organ tubuh yang berukuran sebesar
kepalan tangan, memiliki otot-otot, dan memompa dengan 4 ruang yaitu 2 di kiri
dan 2 di kanan. Ruang atas adalah atrium kiri dan kanan, sedangkan yang dibawah
adalah ventrikel kiri dan kanan.
Agar jantung dapat berfungsi sempurna, ruang jantung
harus bekerja secara terkoordinasi. Jantung harus berdetak dengan kecepatan
yang sesuai, normalnya pada dewasa adalah 60-100 kali per menit saat istirahat.
Apabila jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, maka aliran darah
yang beredar dalam tubuh Anda menjadi tidak cukup sehingga akan merasa
kelelahan, pingsan, napas pendek, kebingungan (disorientasi), dan tanda dan
gejala lainnya.
Sistem listrik jantung mengontrol aksi pompa ruang jantung. Detak
jantung normal dimulai dari atrium kanan , yaitu pada sinus node. Kumpulan
sel-sel ini, yang merupakan pacu jantung alamiah, bekerja seperti percikan
listrik yang mengeluarkan impuls listrik regular yang berjalan melalui
serat-serat otot khusus.
Saat impuls listrik ini mencapai atrium kanan dan
kiri, mereka berkontraksi dan memeras darah untuk masuk ke dalam ventrikel.
Setelah delay sepersekian detik, dan ventrikel mulai terisi, maka impuls akan
mencapai ventrikel dan membuatnya berkontraksi sehingga aliran darah dapat
berjalan ke seluruh tubuh.
Apakah yang dilakukan oleh alat
pacu jantung?
Alat pacu jantung memantau denyut jantung, dan
apabila terlalu lambat, alat pacu jantung akan mempercepat pengiriman sinyal
listrik ke jantung. Sebagai tambahan, sebagian besar alat pacu jantung memiliki
sensor yang dapat mendeteksi gerakan tubuh atau laju napas, yang memberikan
sinyal pada alat pacu jantung untuk meningkatkan denyut jantung selama
berolahraga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen.
Pacu Jantung Biventrikular
Selain alat pacu jantung tradisional, alat pacu
jantung biventrikular merupakan terapi pilihan bagi penderita gagal jantung
dengan kerusakan sistem listrik jantung. Berbeda dengan alat pacu jantung
biasa, alat pacu jantung biventrikular memacu kedua ruang bawah jantung
(serambi kiri dan kanan) untuk membuat jantung berdetak lebih efisien. Alat
pacu jantung biventrikular memacu kedua serambi sehingga semua atau sebagian
besar otot serambi memompa secara bersamaan. Hal ini membantu jantung Anda untuk
memompa secara efektif. Karena terapi ini mengatur ulang mekanisme pompa,
seringkali disebut juga sebagai terapi resinkronisasi jantung atau cardiac
resynchronization therapy (CRT).
Persiapan Pasien
Sebelum Dokter memutuskan apakah klien membutuhkan sebuah
alat pacu jantung, klien akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk
menentukan penyebab irama jantung klien yang tidak teratur. Pemeriksaan ini
meliputi:
ü Elektrokardiogram
(EKG). Pada pemeriksaan sederhana ini, alas sensor yang terhubung dengan kabel,
yang dinamakan elektroda, akan ditempelkan pada dada klien dan terkadang
pergelangan kaki dan tangan Anda untuk menilai hantaran listrik jantung klien. Gambaran
pola jantung klien dapat memberi petunjuk pada Dokter mengenai jenis irama
jantung yang tidak teratur. Selengkapnya dapat dilihat disini.
ü Holter
monitoring. Juga dikenal sebagai monitor EKG berjalan, suatu monitor Holter
akan merekam irama jantung selama 24 jam penuh. Kabel dari elektroda di
dada akan bekerja dengan tenaga baterai
sebagai alat perekam yang dapat kantongi atau dibawa kemana-mana dengan ikat
pinggang atau tali pengikat di bahu.Selama memakai monitor, klien akan
menyimpan buku catatan (diary) mengenai aktivitas dan gejala yang klien alami.
Dokter akan membandingkan buku catatan klien dengan rekaman untuk mencari
penyebab dari keluhan klien.
ü Echocardiogram.
Pemeriksaan non-invasif ini menggunakan gelombang suara yang tidak berbahaya
sehingga Dokter dapat melihat jantung
tanpa perlu membuat sayatan. Selama tindakan ini berlangsung, sebuah alat kecil
terbuat dari plastik yang dinamakan transducer ditempatkan di dada klien. Alat
tersebut akan mengumpulkan bayangan dari gelombang suara yang direfleksikan
(echoes) dari jantung dan mentransmisikannya ke mesin yang kemudian menampilkan
gambar jantung klien yang sedang berdetak di layar. Gambar ini akan menunjukkan
seberapa bagus fungsi pompa jantung klien,dan juga merekam gambar sehingga
Dokter dapat mengukur ketebalan dari dinding otot jantung klien.
ü Stress
test. Beberapa masalah jantung hanya terjadi saat berolahraga. Pada stress
test, jantung akan diperiksa terlebih
dahulu dengan echocardiogram atau EKG sebelum dan segera sesudah berjalan
diatas treadmill atau bersepeda statis. Tipe treadmill exercise test lainnya
juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi jantung, termasuk pemeriksaan konsumsi
oksigen untuk mengukur berapa banyak oksigen yang tubuh butuhkan.
Proses Keperawatan pasien dengan
Pacemaker
a.
Pengkajian.
Setelah pemasangan pacemaker sementara atau
permanen, frekuensi dan irama jantung pasien harus dipantau dengan EKG.
Pengaturan pacemaker harus dicatat; frekuensi jantung pasien dapat bervariasi
sampai lima denyut di atas atau di bawah frekuensi yang telah diatur pada
pacemaker. Bila timbul atau terjadi peningkatan frekuensi disritmia, maka
gejala ini harus diamati dan dilaporkan pada dokter.
Periksa
adanya perdarahan, pembentukan hematoma atau infeksi pada luka insisi tempat
pembangkit pulsa dipasang (atau tempat masuk elektroda cetusan bila pacemaker
bersifat sementara). Infeksi adalah ancaman utama bagi pasien yang dipasang
pacemaker. Tempat pemasangan diperiksa terhadap adanya pembengkakan, nyeri
tekan, dan peningkatan panas. Pasien mungkin mengeluh rasa berdenyut yang terus
menerus atau nyeri. Setiap adanya rabas yang keluar harus dilaporkan pada
dokter.
Semua peralatan listrik yang digunakan di dekat
pasien harus dihubungkan dengan ground. Peralatan yang tidak duhubungkan dengan
ground dapat menyebabkan kebcoran arus yang dapat menimbulkan fibrilasi
ventrikel.
Perawat harus memeriksa akan adanya potensial bahaya
dri sumber listrik. Tidak boleh ada bagian terminal atau kabel pacemaker yang
muncul keluar. Semua logam telanjang harus ditutup rapat dengan bahan non
konduktif untuk mencegah kecelakaan fibrilasi ventrikel dari arus luar.
Insinyur biomedis, tukang listrik, atau orang yang ahli dibidang tersebut harus
memastikan bahwa pasien berada dalam lingkungan yang bebas listrik.
Komplikasi
Pada jam-jam awal setelah pacemaker
sementara atau permanen dipasangm komplikasi yang paling sering adalah
berpindahnya lokasi elektroda cetusan. Komplikasi ini dapat dilihat dengan
memeriksa pola EKG; hubungan antara spike cetusan P serta QRS pasien menjadi
tidak sinkron.
Perawat dapat membantu mencegah komplikasi ini dengan
meminimalkan aktivitas pasien. Apabila yang dipasanga adalah elektroda
sementara, maka ekstremitas tempat kateter dimasukkan harus diimobilisasi. EKG
dipantau dengan sangat teliti untuk melihat adanya spike cetusan. Karena
pentingnya pemantauan tersebut, idealnya pasien harus berada di unit khusus.
Data berikut harus dicatat pada catatan pasien;
model pacemaker, tanggal dan jam pemasangan, lokasi pembangkit pulsa, ambang
stimulasi, dan frekuensi pencetus. Informasi inisangat penting untuk mengatasi
setiap masalah disritmia yang tidak wajar.
b.
Diagnosa.
Diagnosa
Keperawatan.
Berdasar pada data
pengkajian, diagnose keperawatn utama pada pasien mencakup yang berikut;
ü Risiko
infeksi berhubungan dengan pemasangan kateter atau pembangkit.
ü Kurang
pengetahuan mengenai program perawatan diri.
Masalah
Kolaborasi
Kompikasi
Potensial.
Berdasarkan
pada data pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencakup;
ü Malfungsi
pacemaker yang berakibat turunnya curh jantung.
c.
Perencanaan dan Implementasi.
Tujuan. Tujuan utama
mencakup tidak adanya infeksi, kepatuhan terhadap program perawatan diri, dan
pemeliharaan fungsi pacemaker.
d.
Intervensi Keperawatan
Pencegahan infeksi.
Tempat luka harus diperiksa secara teratur akan adanya kemerahan, edema, nyeri,
atau perdarahan tak normal. Dokter melakukan penggantian balutan pertama dan
perawat memeriksa dan mengganti balutan tiap hari setelahnya. Setiap perubahan
pada luka harus dilaporkan pada dokter.
Penyuluhan pasien dan
pertimbangan perawatan di rumah. Akibat kebutuhan pacemaker, kebanyakan pasien
biasanya patuh dengan program perawatan kesehatan di rumah. Pasien mengikuti
program pengkajian dan pencatatan frekuensi nadi.
e.
Evaluasi.
Hasil
yang diharapkan:
1.
Bebas infeksi.
a.
Suhu normal
b.
Nilai leukosit dalam batas normal (5.000
sampai 10.000/mm3)
c.
Tidak memperlihatkan kemerahan atau
pembengkakan pada tempat pemasangan pacemaker.
2.
Mematuhi program perawatan diri.
a.
Menjawab dengan benar bila ditanya
mengenai tanda dan gejala infeksi.
b.
Mengetahui kapan harus mencari
pertolongan medis (seperti yang terlihat pada respons tanda dan gejala)
3.
Memelihara fungsi pacemaker.
a.
Mengukur dan mencatat frekuensi nadi
dalam interval regular.
b.
Tidak mengalami perubahan frekuensi atau
irama secara mendadak.
Penyuluhan
Pasien: Pasien dengan Pacemaker
1.
Melapor pada dokter/klinik pacemaker
secara berkala sesuai ketentuan, sehingga frekuensi pacemaker dan fungsinya
dapat dipantau, khususnya selama bulan pertama setelah pemasangan.
a.
Mematuhi jadual pemantauan mingguan
selama bulan pertama setelah pemasangan.
b.
Periksa denyut nadi tiap hari. Laporkan
segera bila terjadi percepatan atau perlambatan mendadak denyut nadi. Hal
tersebut menunjukan malfungsi pacemaker.
c.
Lakukan pemantauan per minggu saat
baterai diperkirakan hampir habis. (waktu pemasangan kembali tergantung pada
tipe baterai yang digunakan)
2.
Gunakan pakaian yang lonnggar di daerah
pacemaker.
a.
Mampu menjelaskan adanya sedikit
penonjolan pada daerah pemasangan implant.
b.
Beritahukan dokter bila di daerah
tersebut mengalami kemerahan atau nyeri.
c.
Hindari cedera pada daerah pembangkit
pacemaker.
3.
Pelajari petunjuk dari pabrik.
4.
Mengetahui bahwa biasanya aktivitas
fisik tidak perlu dikuragi kecuali olahrahga kontak.
5.
Memakai kartu/gelang identitas yang
menunjukan nama dokter, nomor tipe dan model pacemaker, nama pabrik, frekuensi
pacemaker, dan rumah sakit dimana pacemaker dipasang.
6.
Hindari paparan jarak dekat terhadap
microwave, MRI, dan segala sumber medan magnet.
7.
Tunjukkan kartu identitas dan minta
scanning genggam bila melewati gerbang pengamanan, mis di bandara, gedung
pemerintah.
8.
Selalu ingat bahwa perawatan di rumah
sakit secara berkala diperlukan untuk mengganti baterai/mengangkat unit
pacemaker.
DAFTAR
PUSTAKA
Suzanne C Smeltzer
& Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 Vol 2, 2005, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: jakartas
huaaah terimakasih atas infonya, sist. berguna banget loh. ohiya sekarang juga sudah ada loh alat pacu jantung yg berukuran kecil, jadinya kalo dipake terasa nyaman
BalasHapus