Senin, 05 Januari 2015

Pacemaker (Alat Pacu Jantung)


PACEMAKER
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskular





Disusun Oleh:

Jessica Stela         : 30120113012



PROGRAM  STUDI  S1  KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG

2014


PACEMAKER

Pacemaker adalah alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol  frekuensi jantung. Alat ini memulai dan mempertahankan frekuensi jantung ketika pacemaker alamiah jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya digunakan bila pasien mengaami gangguan hantaran atau loncatan gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan curah jantung. Pacemaker bias bersifat permanen atau temporer. Pacemaker permanen biasanya digunakan pada penyekat jantung komplet ireversibel, sedang pacemaker temporer digunakan sebagai terapi tambahan untuk menyokong pasien yang mengalami penyekat jantung akibat infark miokard atau setelah pembedahan jantung terbuka. Pada beberapa kasus, pacemaker dapat juga digunakan untuk mengontrol takikardi disritmia yang tidak berespons terhadap terapi pengobatan.
RANCANGAN PACEMAKER.
Pacemaker tersusun atas dua komponen:
1.                  Pembangkit pulsa listrik, yang mengandung sirkuit dan baterai yang membangkitkan stimulus listrik.
2.                  Elektroda pacemaker juga disebut lead atau kabel, yang menghantarkan impuls pacemaker ke jantung. Stimulus dari pacemaker berjalan melalui elektroda kateter elastic yang dimasukan langsung melalui tusukan ke dinding dada. Pembangkit pulsa biasanya ditanam di kantung bawah kulit di daerah pectoral atau aksiler; kadang-kadang juga dipilih daerah abdomen.

Pembangkit pacemaker diisolasi untuk melindungi dari kelembapan dan panas tubuh. Pembangkit pulsa (atau pacemaker) mempunyai suplai tenaganya sendiri, yang disediakan oleh sel baterai. Sumber tenaga utama yang sering digunakan akhir-akhir ini adalah baterai merkuri-seng (bertahan selama 3 sampai 4 tahun), unit sel litium (bertahan samoai 10 tahun) dan pacemaker bertenaga nuklir (sumber 238plutonium) yang bertahan 20 tahun sampai seumur hidup. Ada juga pacemaker yang dapat diisi diluar. Karena pacemaker bergantung pada baterai, maka kehabisan baterai tak dapat dihindari (kecuali yang bertenaga muklir danyang dapat diisi ulang). Dengan demikian, pembangkit yang mengandung baterai harus diganti secara berkala.

JENIS-JENIS PACEMAKER
Pacemaker yang sering digunakan adalah pacemaker demand (sinkronus, nonkompetitif) yang diatur pada frekuensi tertentu dan menstimulasi jantung saat tidak terjadi repolarisasi jantung normal.  Jenis ini hanya berfungsi bila frekuensi alami jantung berjalan di bawah ambang tertentu. Pacemaker fixed rate (asinkronus, ompetitif) menstimulasi ventrikel pada frekuensi konstan yang sudah diatur sebelumnya, dan tidak tergantung irama pasien. Jenis ini jarang dipakai, biasanya pada paien dengan penyekat jantung komplet atau stabil.

a.                  Sistem Pacemaker Sementara .

Cetusan sementara biasanya merupakan prosedur gawat darurat dan memungkinkan kita mengobservasi efek cetusan terhadap fungsi jantung sehingga kecepatan cetusan optimum pasien dapat dipilih sebelum pacemaker permanen dipasang. Jenis ini digunakan pada asien yang mengalami infark miokard dengan komplikasi penyekat jantung, pada pasien dengan henti jantung dengan bradikardia dan asistole, atau pada pasien pasca operasi pembedahan jantung tertentu. Cetusan sementara dapat digunakan selama berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-minggu dan diteruskan sampai kondisi pasien baik atau sampai pacemaker permanen dipasang.
Cetusan sementara dapat dilakukan dengan pendekatan endokardial (transvena) atau dengan pendekatan transtorakal ke miokardium. Elektroda transvena dipasang dibawah pengawasan fluoroskopi melalui berbagai vena perifer (antekubital, brachial, jugular, subklavia, femoral), dan ujung kateter diletakkan di apeks ventrikel kanan. Komplikasi yang paling sering terjadi selama pemasangan pacemaker adalah disritmia ventrikel. Jarang terjadi perforasi jantung. Defibrilator harus selalu tersedia

b.                  Sisem pacemaker permanen.
Untuk cetusan permanen, lead endokardial dimasukkan secara transvena kedalam ventrikel kanan, dan pembangkit pulsa dipasang didalam tubuh di bawah kulit di daerah pectoral kiri atau kanan atau di bawah klavikula. Hal ini disebut implant endokardial atau transvena. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anastesia local. Metoda lain cetusan permanen adalah memasang pembangkit pulsa ke dinding abdomen. Elektroda dimasukkan secara transtorakal ke miokardium, dan dijahit. Untuk metoda ini, yang dinamakan epikardial atau implant miokardial, diperlukan torakotomi untuk mencapai jantung.   
Pacemaker Atrioventrikel (cetusan Fisiologis). Teknologi pacameker, malelui perkembangan pacemaker AV, telah membantu perkembangan terapi pacemaker yang aman dan efektif untuk berbagai masalah jantung yang kompleks. Pacemaker AV dianggap yang paling disukai karena dapat diprogram agar menyerupai fungsi intrinsic jantung pasien itu sendiri, sehingga dinamakan pacemaker fisiologis.
Karena kerja pacemaker yang memuaskan, maka telah dibentuk suatu kode umum sebagai wahana komunikasi yang aman mengenai fungsinya. Pengkodean tersebut didasarkan pada kode ICHD karena sangsinya dijalankan oleh Inter Society Comission For Heart Disease. Kode yang komplet terdiri atas lima pernyataan, tapi hanya tiga yang digunakan dalam praktek sehari-hari.
Pernyataan pertama, selalu menyebutkan ruang yang akan dicetuskan, yaitu ruang yang diisi electrode cetusan. Karakter huruf yang mungkin pada kode ini adalah A (atrium), V (ventrikel), dan D (dual, artinya A dan V).
Pernyataan kedua, menjelaskan ruang yang diindera oleh pembangkit pacemaker, informasi yang diindera dihubungkan ke pembangkit untuk diinterpretasi dan ditindaklanjuti. Karakter huruf yang mungkin di isi adalah A (atrium) V (ventrikel) dan D (dual).
Peryataan ketiga selalu menjelaskan tipe respons yang ditunjukan oleh pacemaker. Adalima huruf untuk menerangkan respons tersebut, tetapi dari kelima itu hanya dua yang biasa digunnakan: I (inhibitory) dan T (Triggered). Respons penghambat (ihibitory) berarti respons pacemaker dikontrol oleh aktivitas jantung pasien itu sendiri; artinya pacemaker tidak kan berfungsi bila jantung pasien berdenyut. Sebaliknya respons triggered berarti pacemaker akan mencetuskan respons yang berdasarkan pada aktivitas jantung intrinsic.
Pacemaker Respons aktivitas. Adalah pacemaker yang akan mengubah frekuensi jantung sesuai respons terhadap perubahan aktivitas yang diselidiki. Rancang awalnya tergantung pada parameter seperti aktivitas fisik, perubahan asam-basa, dan saurasi oksigen, dan bukan tergantung pada fungsi nodus sinus. Pacemaker ini mampu memperbaiki curah jantung pasien selama latihan.

KOMPLIKASI.
Komlikasi pacemaker berhubungan dengan
1.                  Keberadaan dalam tubuh, dan
2.                  Fungsinya yang tidak sesuai.
Komplikasi berikut dapat timbul akibat adanya pacemaker:
1.                  Infeksi local (sepsis atau pembentukan hematoma) dapat terjadi di tempat pemotongan vena atau pada penempatan pacemaker di bawah kulit.
2.                  Disritmia – aktivitas ektopik ventrikel dapat terjadi akibat iritasi dinding ventrikel oleh elektroda.
3.                  Dapat terjadi perforasi miokardium atau ventrikel kanan oleh kateter.
4.                  Cetusan hilang secara mendadak akibat tngginya ambang ventrikel.
5.                  Bengkak, memar, atau perdarahan pada lokasi generator, terutama apabila sedang mengkonsumsi pengencer darah
6.                  Kerusakan pada pembuluh darah atau saraf yang berada di dekat alat pacu jantung
7.                  Kolaps paru
8.                  Tusukan pada otot jantung, yang dapat menjadi sumber perdarahan dalam selaput jantung  dan mungkin dapat membutuhkan penanganan segera.
Malfungsi pacemaker dapat terjadi akibat kegagalan satu atau beberapa komponen system cetusan. Kebanyakan kegagalan pembangkit pulsa adalah akibat habisnya baterai sumber tenaga (mis, kegagalan baterai). Pasien harus diberitahu bahwa baterai disegel dala pembangkit pulsa. Bila saatnya tiba untuk mengganti baterai, irisan baru akan dibuat pada irisan lama. Pembangkit lama pulsa diangkat, dan unit baru dipasang serta disambungkan ke lead yang sama kemudian dipasang di kantong yang sudah tersedia. Biasanya dilakukan di bawah anastesia local. Komplikasi lain meliputi fraktur (pecah) atau dislokasi elektroda atau kegagalan elektronika.
Malfungsi pacemaker dapat juga terjadi bila ada pajanan terhadap medan peralatan teknologi seperti oven microwave, peralatan MRI dan detector logam pada pos pemeriksaan keamanan seperti di bandara atau di gedung pemerintah. Pasien harus diingatkan untuk menghindari situasi yang melibatkan pajanan medan elektromagnetis. Pasien dianjurkan untuk memakai oengenal yang akan mengingatkan personel tenaga kesehatan gawat darurat mengenai adanya pacemaker.
Perubahan frekuensi dan irama jantung secara mendadak menunjukan adanya komplikasi. Keparahan gejala yang timbul terhantung pada tingkat ketergantungan pasien pada pacemaker. Diagnosis komplikasi ini ditegakkan melalui analisa EKG. Manipulasi elektroda atau mengganti pembangkit pacemaker mungkin diperlukan.


Kenapa perlu dipasang alat pacu jantung?
Pemasangan alat pacu jantung adalah untuk membantu mengontrol irama (denyut) jantung pasien. Alat ini dapat dipasang untuk sementara untuk memperbaiki denyut jantung lambat akibat serangan jantung, operasi, atau keracunan obat. Alat pacu jantung juga dapat dipasang secara permanen untuk mengoreksi denyut jantung yang lambat (bradikardia), atau dalam beberapa kasus, untuk membantu mengobati gagal jantung. Untuk memahami bagaimana suatu alat pacu jantung bekerja, akan sangat membantu apabila pasien mengetahui bagaimana jantungnya berdetak.
Bagaimana jantung berdetak?
Jantung adalah organ tubuh yang berukuran sebesar kepalan tangan, memiliki otot-otot, dan memompa dengan 4 ruang yaitu 2 di kiri dan 2 di kanan. Ruang atas adalah atrium kiri dan kanan, sedangkan yang dibawah adalah ventrikel kiri dan kanan.
Agar jantung dapat berfungsi sempurna, ruang jantung harus bekerja secara terkoordinasi. Jantung harus berdetak dengan kecepatan yang sesuai, normalnya pada dewasa adalah 60-100 kali per menit saat istirahat. Apabila jantung berdetak terlalu cepat atau terlalu lambat, maka aliran darah yang beredar dalam tubuh Anda menjadi tidak cukup sehingga akan merasa kelelahan, pingsan, napas pendek, kebingungan (disorientasi), dan tanda dan gejala lainnya.
Sistem listrik jantung  mengontrol aksi pompa ruang jantung. Detak jantung normal dimulai dari atrium kanan , yaitu pada sinus node. Kumpulan sel-sel ini, yang merupakan pacu jantung alamiah, bekerja seperti percikan listrik yang mengeluarkan impuls listrik regular yang berjalan melalui serat-serat otot khusus.
Saat impuls listrik ini mencapai atrium kanan dan kiri, mereka berkontraksi dan memeras darah untuk masuk ke dalam ventrikel. Setelah delay sepersekian detik, dan ventrikel mulai terisi, maka impuls akan mencapai ventrikel dan membuatnya berkontraksi sehingga aliran darah dapat berjalan ke seluruh tubuh.
Apakah yang dilakukan oleh alat pacu jantung?
Alat pacu jantung memantau denyut jantung, dan apabila terlalu lambat, alat pacu jantung akan mempercepat pengiriman sinyal listrik ke jantung. Sebagai tambahan, sebagian besar alat pacu jantung memiliki sensor yang dapat mendeteksi gerakan tubuh atau laju napas, yang memberikan sinyal pada alat pacu jantung untuk meningkatkan denyut jantung selama berolahraga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen.
Pacu Jantung Biventrikular
Selain alat pacu jantung tradisional, alat pacu jantung biventrikular merupakan terapi pilihan bagi penderita gagal jantung dengan kerusakan sistem listrik jantung. Berbeda dengan alat pacu jantung biasa, alat pacu jantung biventrikular memacu kedua ruang bawah jantung (serambi kiri dan kanan) untuk membuat jantung berdetak lebih efisien. Alat pacu jantung biventrikular memacu kedua serambi sehingga semua atau sebagian besar otot serambi memompa secara bersamaan. Hal ini membantu jantung Anda untuk memompa secara efektif. Karena terapi ini mengatur ulang mekanisme pompa, seringkali disebut juga sebagai terapi resinkronisasi jantung atau cardiac resynchronization therapy (CRT).
Persiapan Pasien
Sebelum Dokter memutuskan apakah klien membutuhkan sebuah alat pacu jantung, klien akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menentukan penyebab irama jantung klien yang tidak teratur. Pemeriksaan ini meliputi:
ü    Elektrokardiogram (EKG). Pada pemeriksaan sederhana ini, alas sensor yang terhubung dengan kabel, yang dinamakan elektroda, akan ditempelkan pada dada klien dan terkadang pergelangan kaki dan tangan Anda untuk menilai hantaran listrik jantung klien. Gambaran pola jantung klien dapat memberi petunjuk pada Dokter mengenai jenis irama jantung yang tidak teratur. Selengkapnya dapat dilihat disini.

ü    Holter monitoring. Juga dikenal sebagai monitor EKG berjalan, suatu monitor Holter akan merekam irama jantung selama 24 jam penuh. Kabel dari elektroda di dada  akan bekerja dengan tenaga baterai sebagai alat perekam yang dapat kantongi atau dibawa kemana-mana dengan ikat pinggang atau tali pengikat di bahu.Selama memakai monitor, klien akan menyimpan buku catatan (diary) mengenai aktivitas dan gejala yang klien alami. Dokter akan membandingkan buku catatan klien dengan rekaman untuk mencari penyebab dari keluhan klien.

ü    Echocardiogram. Pemeriksaan non-invasif ini menggunakan gelombang suara yang tidak berbahaya sehingga Dokter  dapat melihat jantung tanpa perlu membuat sayatan. Selama tindakan ini berlangsung, sebuah alat kecil terbuat dari plastik yang dinamakan transducer ditempatkan di dada klien. Alat tersebut akan mengumpulkan bayangan dari gelombang suara yang direfleksikan (echoes) dari jantung dan mentransmisikannya ke mesin yang kemudian menampilkan gambar jantung klien yang sedang berdetak di layar. Gambar ini akan menunjukkan seberapa bagus fungsi pompa jantung klien,dan juga merekam gambar sehingga Dokter dapat mengukur ketebalan dari dinding otot jantung klien.

ü    Stress test. Beberapa masalah jantung hanya terjadi saat berolahraga. Pada stress test, jantung  akan diperiksa terlebih dahulu dengan echocardiogram atau EKG sebelum dan segera sesudah berjalan diatas treadmill atau bersepeda statis. Tipe treadmill exercise test lainnya juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi jantung, termasuk pemeriksaan konsumsi oksigen untuk mengukur berapa banyak oksigen yang tubuh butuhkan.

Proses Keperawatan pasien dengan Pacemaker
a.                   Pengkajian.
Setelah pemasangan pacemaker sementara atau permanen, frekuensi dan irama jantung pasien harus dipantau dengan EKG. Pengaturan pacemaker harus dicatat; frekuensi jantung pasien dapat bervariasi sampai lima denyut di atas atau di bawah frekuensi yang telah diatur pada pacemaker. Bila timbul atau terjadi peningkatan frekuensi disritmia, maka gejala ini harus diamati dan dilaporkan pada dokter.
Periksa adanya perdarahan, pembentukan hematoma atau infeksi pada luka insisi tempat pembangkit pulsa dipasang (atau tempat masuk elektroda cetusan bila pacemaker bersifat sementara). Infeksi adalah ancaman utama bagi pasien yang dipasang pacemaker. Tempat pemasangan diperiksa terhadap adanya pembengkakan, nyeri tekan, dan peningkatan panas. Pasien mungkin mengeluh rasa berdenyut yang terus menerus atau nyeri. Setiap adanya rabas yang keluar harus dilaporkan pada dokter.
Semua peralatan listrik yang digunakan di dekat pasien harus dihubungkan dengan ground. Peralatan yang tidak duhubungkan dengan ground dapat menyebabkan kebcoran arus yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel.
Perawat harus memeriksa akan adanya potensial bahaya dri sumber listrik. Tidak boleh ada bagian terminal atau kabel pacemaker yang muncul keluar. Semua logam telanjang harus ditutup rapat dengan bahan non konduktif untuk mencegah kecelakaan fibrilasi ventrikel dari arus luar. Insinyur biomedis, tukang listrik, atau orang yang ahli dibidang tersebut harus memastikan bahwa pasien berada dalam lingkungan yang bebas listrik.
Komplikasi
            Pada jam-jam awal setelah pacemaker sementara atau permanen dipasangm komplikasi yang paling sering adalah berpindahnya lokasi elektroda cetusan. Komplikasi ini dapat dilihat dengan memeriksa pola EKG; hubungan antara spike cetusan P serta QRS pasien menjadi tidak sinkron.
Perawat dapat membantu mencegah komplikasi ini dengan meminimalkan aktivitas pasien. Apabila yang dipasanga adalah elektroda sementara, maka ekstremitas tempat kateter dimasukkan harus diimobilisasi. EKG dipantau dengan sangat teliti untuk melihat adanya spike cetusan. Karena pentingnya pemantauan tersebut, idealnya pasien harus berada di unit khusus.
Data berikut harus dicatat pada catatan pasien; model pacemaker, tanggal dan jam pemasangan, lokasi pembangkit pulsa, ambang stimulasi, dan frekuensi pencetus. Informasi inisangat penting untuk mengatasi setiap masalah disritmia yang tidak wajar.
b.                  Diagnosa.
Diagnosa Keperawatan.
Berdasar pada data pengkajian, diagnose keperawatn utama pada pasien mencakup yang berikut;
ü    Risiko infeksi berhubungan dengan pemasangan kateter atau pembangkit.
ü    Kurang pengetahuan mengenai program perawatan diri.
Masalah Kolaborasi
Kompikasi Potensial.
Berdasarkan pada data pengkajian, komplikasi potensial yang mungkin terjadi mencakup;
ü    Malfungsi pacemaker yang berakibat turunnya curh jantung.

c.                   Perencanaan dan Implementasi.
Tujuan. Tujuan utama mencakup tidak adanya infeksi, kepatuhan terhadap program perawatan diri, dan pemeliharaan fungsi pacemaker.

d.                  Intervensi Keperawatan
Pencegahan infeksi. Tempat luka harus diperiksa secara teratur akan adanya kemerahan, edema, nyeri, atau perdarahan tak normal. Dokter melakukan penggantian balutan pertama dan perawat memeriksa dan mengganti balutan tiap hari setelahnya. Setiap perubahan pada luka harus dilaporkan pada dokter.
Penyuluhan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah. Akibat kebutuhan pacemaker, kebanyakan pasien biasanya patuh dengan program perawatan kesehatan di rumah. Pasien mengikuti program pengkajian dan pencatatan frekuensi nadi.


e.                   Evaluasi.
Hasil yang diharapkan:
1.                  Bebas infeksi.
a.                   Suhu normal
b.                  Nilai leukosit dalam batas normal (5.000 sampai 10.000/mm3)
c.                   Tidak memperlihatkan kemerahan atau pembengkakan pada tempat pemasangan pacemaker.
2.                  Mematuhi program perawatan diri.
a.                   Menjawab dengan benar bila ditanya mengenai tanda dan gejala infeksi.
b.                  Mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis (seperti yang terlihat pada respons tanda dan gejala)
3.                  Memelihara fungsi pacemaker.
a.                   Mengukur dan mencatat frekuensi nadi dalam interval regular.
b.                  Tidak mengalami perubahan frekuensi atau irama secara mendadak.

Penyuluhan Pasien: Pasien dengan Pacemaker
1.                  Melapor pada dokter/klinik pacemaker secara berkala sesuai ketentuan, sehingga frekuensi pacemaker dan fungsinya dapat dipantau, khususnya selama bulan pertama setelah pemasangan.
a.                   Mematuhi jadual pemantauan mingguan selama bulan pertama setelah pemasangan.
b.                  Periksa denyut nadi tiap hari. Laporkan segera bila terjadi percepatan atau perlambatan mendadak denyut nadi. Hal tersebut menunjukan malfungsi pacemaker.
c.                   Lakukan pemantauan per minggu saat baterai diperkirakan hampir habis. (waktu pemasangan kembali tergantung pada tipe baterai yang digunakan)



2.                  Gunakan pakaian yang lonnggar di daerah pacemaker.
a.                   Mampu menjelaskan adanya sedikit penonjolan pada daerah pemasangan implant.
b.                  Beritahukan dokter bila di daerah tersebut mengalami kemerahan atau nyeri.
c.                   Hindari cedera pada daerah pembangkit pacemaker.

3.                  Pelajari petunjuk dari pabrik.
4.                  Mengetahui bahwa biasanya aktivitas fisik tidak perlu dikuragi kecuali olahrahga kontak.
5.                  Memakai kartu/gelang identitas yang menunjukan nama dokter, nomor tipe dan model pacemaker, nama pabrik, frekuensi pacemaker, dan rumah sakit dimana pacemaker dipasang.
6.                  Hindari paparan jarak dekat terhadap microwave, MRI, dan segala sumber medan magnet.
7.                  Tunjukkan kartu identitas dan minta scanning genggam bila melewati gerbang pengamanan, mis di bandara, gedung pemerintah.
8.                  Selalu ingat bahwa perawatan di rumah sakit secara berkala diperlukan untuk mengganti baterai/mengangkat unit pacemaker.








DAFTAR PUSTAKA

Suzanne C Smeltzer & Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 Vol 2, 2005, Penerbit Buku Kedokteran EGC: jakartas




1 komentar:

  1. huaaah terimakasih atas infonya, sist. berguna banget loh. ohiya sekarang juga sudah ada loh alat pacu jantung yg berukuran kecil, jadinya kalo dipake terasa nyaman

    BalasHapus